Friday, February 5, 2010

MeMoRi SeMaLaM


SeMaLam,
Memori menggamit kenangan
Terbayang dia yang telah pergi jauh
Jauh...terlalu jauh
Tak bisa dikejar
Walau seluruh kudrat dikerah
Air mata sudah puas mengalir
Hati sudah puas meratap
Kaki sudah puas bertatih
Bibir sudah penat merintih
Hingga aku menjadi kering
Sekering paya yang haus
Tiada hijau
Tiada mentari
Hidupku kosong
Kini,
Aku sendiri
Menilik nasib diri
Yang pernah hanyut dengan perasaan itu
Yang pernah tergelincir dalam meniti batu-batu kelikir
Ya...
Batu itu teramat kecil
Namun bisa melukakan kaki-kaki manusia yang memijaknya
Ah...
kenapa aku dulu bodoh
Bodoh dalam menilai realiti kehidupan
Yang sudah menjadi azali di dunia fana
Peneman setiap insan yang bernama hamba
Dalam mendapat redha dan menghabiskan sisa-sisa kehidupan
Ya Allah,
Terima kasih yang teramat
Kerana selalu berada di sampingku
Memberiku kesabaran dalam memijak lantai kehidupan yang telah haus
Dan berdiri di bumi yang nyata
Hidup dalam ambang kehidupan
Yang sememangnya begini
Biarlah... Semua itu telah berlalu pergi
Iltizam akan kupahat
Pada jiwa yang pernah rapuh
Khatimah akan kuukir
Pada hati yang pernah merintih
ya...
Inilah realiti kehidupan
Biar semalu terus malu
Burung dengan kicaunya
Angin dengan desirnya
Dan aku kekal di sini
Dengan tekad yang mula tumbuh dan mekar semula.